Sejarah Lebaran Ketupat Di Gorontalo

Sejarah Lebaran Ketupat Di Gorontalo
(beritakawanuwa.com)

Tahun 1909 adalah masa dimana pertama kali masyarakat Gorontalo mengenal tradisi perayaan lebaran ketupat.

Karena itu adalah awal masuknya komunitas Jaton (Jawa Tondano) ke daerah ini.
Ada empat daerah di Gorontalo yang menjadi tujuan migrasi komunitas Jaton yaitu Kaliyoso,Reksonegoro, Mulyonegoro, dan Yosonegoro.

Empat daerah ini seluruhnya berada di wilayah Kabupaten Gorontalo. Dimana desa Kaliyoso berada di Kecamatan Bongomeme,Reksonegoro berada di Kecamatan Tibawa,Mulyonegoro di Kecamatan Pulubala dan Yosonegoro di Kecamatan Limboto Barat.

Warga Jaton yang masuk ke empat daerah tersebut adalah keturunan Kyai Modjo dan pengikutnya yang diasingkan Belanda ke Tondano, Minahasa Sulawesi Utara (1829/1830).

Setelah melalui proses kawin mawin dengan penduduk sekitar, komunitas Jaton Di Gorontalo telah menyebar ke wilayah lain seperti daerah Molombulahe (Boalemo), Bendungan Rejo (Paguyaman), Salilama (Pohuwato).
Sejarah Lebaran Ketupat Di Gorontalo
(warungpulsa.com)

Warga Jaton yang menyebar di daerah tersebut berasal dari tiga daerah induk komunitas Jaton yaitu Yosonegoro, Mulyonegoro dan Reksonegoro.

Sementara warga Jaton di Kaliyoso memilih untuk tidak memperluas keturunannya ke wilayah lain. Warga Jaton di Kaliyoso tidak ada yang pindah dari desa meski sudah kawin dengan penduduk luar (bukan warga jaton). Ini yang membedakan kami dengan warga Jaton di tempat lain, ujar Husin.

Salah satu keturunan Kyai Modjo dan pengikutnya yang masuk ke Gorontalo pada tahun 1909 adalah 8 bersaudara. Hasil perkawinan delapan bersaudara dengan penduduk asli Gorontalo tersebut akhirnya membentuk komunitas Jaton di Desa Kaliyoso.

Saat bermigrasi ke Gorontalo, komunitas Jaton turut membawa serta tradisi perayaan lebaran ketupat yang merupakan tradisi nenek moyang mereka di Pulau Jawa.

Lebaran katupat atau masyarakat Jaton menyebutnya hari raya sunat, adalah tradisi warga Jaton yang dilakukan pada hari ke tujuh di awal bulan syawal. Setelah lebaran Idul Fitri kami melakukan puasa sunah syawal selama enam hari.

Pada hari ke tujuh mereka bersuka cita dengan membawa makanan ke masjid untuk di doakan dan dilanjutkan dengan makan bersama sambil bersilaturahmi. Tradisi perayaan lebaran ketupat ini, awalnya hanya diikuti dan dilaksanakan oleh warga Jaton.
Sejarah Lebaran Ketupat Di Gorontalo
(zonalima.com)

Namun seiring perjalanan waktu masyarakat non Jaton mulai ikut bersama-sama dengan komunitas Jaton merayakan lebaran ketupat. Pada hari raya sunat awalnya hanya warga Jaton yang berkumpul di masjid untuk makan bersama dan bersilaturahmi. Namun lama-kelamaan penduduk sekitar mulai ikut membaur dan bersama-sama larut dalam suka cita hari raya sunat.

Salah satu ciri khas perayaan lebaran ketupat warga Jaton adalah jenis makanan yang dibawa ke masjid. Yaitu beberapa jenis kue tradisional khas masyarakat Jawa. Kue tersebut seperti Mandot (kue dari beras ketan yang menggunakan gula dan dibungkus daun), serabi (apang colo), kue gora, kue koa (kue dari beras ketan yang dicampur gula merah), dodol, ketupat, serta daging ayam dan sapi.
Sejarah Lebaran Ketupat Di Gorontalo
(degorontalo.co)

Berbagai jenis makanan ini ditempatkan dalam satu wadah, saat lebaran ketupat setiap warga Jaton diharuskan membawa makanan tersebut ke masjid untuk menjadi menu santapan bersama saat lebaran ketupat.

Tradisi perayaan lebaran ketupat seperti itulah yang hingga kini masih terus dipertahankan oleh warga Jaton di Gorontalo.

Bahkan belakangan, tradisi ini mulai diikuti oleh warga Gorontalo yang bermukim di wilayah kampung Jaton dan daerah lain.

Pada hari ke tujuh setelah lebaran Idul Fitri warga asli Gorontalo juga mulai menyediakan menu khas lebaran ketupat untuk disajikan kepada keluarga atau teman yang akan bersilaturahmi saat lebaran ketupat.

Tradisi perayaan lebaran ketupat yang mulai meluas di Gorontalo itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Jaton. Karena tradisi nenek moyang mereka bisa diterima oleh penduduk asli dan menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi tidak hanya bagi sesama warga Jaton tapi bagi masyarakat Gorontalo. (sumber: InfoPublik)

"Selamat Hari Raya ketupat untuk masyarakat Gorontalo"

Bagikan ke teman

Related Posts

Previous
Next Post »